Sebagai seorang Rasul, tentu banyak Wanita yang ingin menjadi istrinya.
Nabi Muhammad saw adalah sosok yang mulia dan penuh dengan keistimewaan, maka tidak heran jika banyak Wanita yang mendambakannya. Dalam kitab Al-Kamil fi at-Tarikh, ada riwayat dari Ibnu Aun yang menceritakan, bahwa ada Wanita-Wanita yang menyerahkan diri mereka kepada Nabi Muhammad saw untuk dinikahi, namun tidak pernah terdengar Rasulullah SAW menerimanya. | Penerbit Alquran Wanita
Salah satu sosok Wanita yang pernah menawarkan diri kepada Rasulullah SAW adalah Laila binti Khatim. Laila binti Khatim adalah saudara Wanita dari Qais bin Al-Khatim bin Adiy.
Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Sa’ad disebutkan, “Laila binti Khatim pernah menyerahkan dirinya kepada Rasulullah SAW (untuk dinikahi), tetapi Rasulullah SAW tidak menerimanya. Hal itu membuat Laila binti Khatim kecewa.” | Penerbit Alquran Wanita
Bahkan Laila pernah berkata, “Tidak, demi Allah SWT aku akan membuat Muhammad tidak menikah dengan Wanita Anshar seumur hidup. Demi Allah, aku akan mendatanginya dan sungguh akan kuserahkan diriku kepadanya.”
Laila kemudian mendatangi Rasulullah SAW, yang saat itu sedang bersama seorang sahabat. Betapa mengejutkannya, ketika Laila datang dan meletakkan tangannya pada Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW berkata, “siapa ini, semoga ia dimakan oleh singa.” | Penerbit Alquran Wanita
Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas mengatakan bahwa Laila binti Khatim menghadap kepada Rasulullah SAW, dan ketika itu Rasulullah SAW sedang merunduk dan penggungnya menghadap langit. Dan Laila datang, memukul bahu Rasulullah SAW.
Kemudian Laila menjawab, “Aku Laila, anak seorang pemimpin kaumku. Anak seorang pemberi makan burung dan penghalau angin. Aku benar-benar menyerahkan diriku kepadamu. Aku mendatangi tuan untuk mengajukan diriku, Nikahilah aku. Lalu Rasulullah SAW menjawab, “Aku menerimamu, tapi pulanglah sampai ada perintah lagi”.
Kemudian Laila binti Khatim pulang dan mendatangi kaumnya dan berkata. “Rosulullah saw telah menikahiku”. Kemudian orang-orang dari kaumnya berkata, “Kamu Wanita yang tidak memiliki kesabaran jiwa, Allah SWT telah menghalalkan utusan-Nya untuk menikahi yang dikehendaki”.
Selain itu, orang-orang dari kaumnya juga mengatakan, “Sungguh buruk yang telah kamu lakukan. Kamu Wanita pencemburu, sedang Rasulullah SAW memiliki Wanita-Wanita lain yang akan menjadikan kamu cemburu padanya. Rasulullah SAW akan berdoa untuk kamu, mintalah kepada Rasulullah SAW untuk membatalkan pernikahan itu”. | Penerbit Alquran Wanita
Kemudian Laila binti Khatim menghadap kepada Rasulullah SAW dan mengatakan, “Sesungguhnya Allah SWT telah menghalalkan Wanita bagimu. Sesungguhnya aku ini Wanita yang banyak bicara, yang tidak sabar atas jiwaku”. Maka batalkanlah pernikahanku. Kemudian Rasulullah SAW mengatakan kepadanya, “Aku sudah membatalkan pernikahanmu”
Setelah peristiwa tersebut, Laila binti Khatim dinikahi oleh Mas’ud bin Aus Sawwad bin Dzufr dan dikaruniai anak. Namun ketika Laila binti Khatim berada di sebuah pagar pembatas kota Madinah, dan mandi di sana, ia diterkam oleh serigala, sebagaimana ucapan Rasulullah SAW, dan sebagian tubuhnya dimakan oleh serigala. Ketika diketahui orang, dia sudah meninggal.
Memendam perasaan kepada sosok yang dikagumi memanglah menyesakkan jiwa. Dalam Islam, juga tidak ada larangan seorang Wanita mengungkapkan perasaan dan mengajukan diri untuk dinikahi. Namun perilaku yang berlebihan dalam mengungkapkan perasaan tersebut, justru tidak baik. Sebagaimana kasus Laila binti Khatim, yang berlebihan dalam menawarkan dirinya untuk dinikahi oleh Rasulullah saw.
Perilaku yang berlebihan dalam menawarkan diri, sambil meletakkan tangan ke lelaki yang bukan mahramnya, jelas perilaku yang kurang baik. Apalagi ditambah dengan dengan pernyataan bahwa ia adalah anak dari pemimpin kaumnya. Ia menyangka, jika anak seorang tokoh maka Rasulullah SAW akan berminat dan menerimanya dengan cepat. Padahal dasar pertimbangan untuk memilih Wanita menjadi seorang istri tidak sesederhana itu. | Penerbit Alquran Wanita
Di sisi lain, sosok Laila binti Khatim merupakan sosok yang mudah menerima nasehat orang lain. Sehingga ia menyadari bahwa ia adalah sosok yang tidak sabar dan pencemburu, sehingga ingin memiliki Rasulullah SAW sebagai suaminya. Namun, Laila kemudian meminta kepada Rasulullah SAW untuk membatalkan pernikahannya.
Kisah Laila binti Khatim telah mengajarkan kepada kita semua, khususnya para muslimah. Bahwa mencintai seorang laki-laki tidak berarti harus bersikap berlebihan, bahkan melanggar syari’at ketika menunjukkan bukti cintanya. Wanita mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu itu sah-sah saja, asal dengan cara yang baik dan sopan, serta tidak berlebihan.
Kisah Laila binti Khatim juga memberikan pelajaran berharga dalam urusan perasaan dan cinta, bahwa mencintai seorang lelaki bisa jadi tidak lahir dari niat yang lurus dan tulus, tetapi lahir dari sifat yang tidak sabar.
Padahal jika bersabar dan tidak berlebihan, pasti akan mendapatkan yang didambakan. Sebagaimana orang berpuasa, yang selalu sabar menunggu adzan maghrib, yang pasti akan tiba. | Penerbit Alquran Wanita
Wallahu A’lam.
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Komentar dinonaktifkan: Laila Binti Khatim, Wanita yang Ditolak Cintanya oleh Rasulullah SAW
Maaf, form komentar dinonaktifkan.