Dilarang Mencela Makanan
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata:
“Rasulullah tidak pernah mencela makanan, apabila beliau menyukainya, beliau memakannya, dan apabila tidak menyenanginya maka meninggalkan makanan itu.” (HR. Bukhari Muslim)
Di antara adab makan adalah mengajak orang yang menyediakan makanan tersebut untuk makan. Apakah ia seorang pelayan atau bukan, jika kita seorang muslim maka hendaknya kita menawarkan kepadanya untuk merasakan hidangan yang disediakannya tersebut. Atau jika ia tidak menerima ajakan tersebut karena merasa sungkan, hendaknya kita mengambilkan untuknya sepotong ataupun dua potong dari makanan tersebut.
“Apabila pembantu (pelayan) salah seorang daripada kamu menyediakan makanan (untuk kamu) ajaklah dia makan sekali, jika tidak maka hendaklah kamu berikan padanya satu atau dua makanan, atau sepotong atau dua potong darinya. Ini karena dia telah membantu kamu menyediakannya.” [HR al-Bukhoriy: 5460, Abu Dawud: 3846 dan Ibnu Majah: 3297. Berkata as-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [2]
Demikian beberapa dalil yang menjelaskan anjuran untuk memberi makanan untuk orang yang menyediakan makanan tersebut meskipun yang menyediakan makanan tersebut hanyalah seorang pelayan atau pembantu. Dan hendaknya kita mesti menyingkirkan perasaan gengsi dan malu untuk sama-sama bersantap makanan tersebut dengannya. Karena ketawadluan seorang majikan muslim itu di antaranya adalah ia mau makan dan bersantap bersama dengan pembantunya
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Belum ada komentar untuk Dilarang Mencela Makanan